Gadis Air Mata

Ilustrasi/Pixabay

Ada yang berarak disendu matamu
Lalu luruh dalam bilik rindu
Entah itu bulir-bulir bening pilu
Yang barangkali menitik di gurat senyummu

Atau mungkin kusalah
Menyangka itu bulir bening tanda pasrah
Rupanya hanya sesal fana semata
Tanda hati terlingkup kecewa

Lalu pada siapa kau titip luka?
Pada laki-laki penista asa?
Atau pada gurat-surat sepi
Yang kau toreh dengan sulam sunyi

Duhai gadis air mata
Bulir itu tak lagi bening di pelupuk senja
Berubah darah,
Berubah nanah

Duhai gadis air mata
Kepada siapa kau titip suka?
Pada makhluk fana bernama derai tawa?
Yang kau lukis bersama mega di ufuk senja?
Rasaku cukup sudah pengembaraan bulir-bulir itu
Cukup sudah kau habiskan tamsil qalbu dalam pilu
Kembalilah sebelum pekat menggurat qalbu
Kembalilah dalam pelukan cahaya rindu

Pada semesta kau curah keluh
Pada-Nya kau hantar segala keluh
Pada-Nya sang pemilik hati
Pada-Nya sang penggenggam jiwa murni

Sudahlah, lepaskan saja segala rasa
Pasrahkan segala rupa syakwasangka
Garis-Nya pada hidupmu adalah tanda cinta
Kembalilah pada cahaya-Nya
Dari sekedar berlabuh pada makhluk fana

Duhai gadis air mata
Berharap bulir di pipimu kembali merona
Bening tanpa noda semula
Ketika bulir itu jatuh di sajadah beludru
Tanda iman kembali syahdu dalam qalbu
    
                                                                                        
                                                                                                Mellyan,
                                                                                                Seunebok, 14 Februari 2018



Komentar

Popular Posts

Bukti Perkasa Inong Aceh

Menanti Kabut di Pucuk Para (3)

RUMAH TIRAM TAK LAGI TEMARAM